Kamis, 03 September 2009

FANA

Kematian itu pasti, tidak saja pada manusia tapi semua makhluk yang ada dimuka bumi. Cepat atau lambat kematian menjadi kemestian yang tak dapat dihindari.

kematian adalah proses alami. Ia menjadi simbol ketidakberdayaan sekaligus titik akir dari proses panjang kehidupan. Pada fase ini ada satu realitas yang tak terbantah bahwa didunia ini tak ada yang abadi pasti berakhir dan hancur.

Dalam Al-Quran, dengan indah Allah menggambarkan proses kehancuran ini lewat firman-Nya :
" Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya. Lalu Ia menjadikan kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai." (QS.Az-Zumar : 21)

Begitulah aksioma kehidupan setiap yang ada menunggu saat tiada. Dari kenyataan ini manusia hendaknya berfikir. Terlebih pada dirinya sendiri, sebagai makhlik Allah ia mempunyai keterbatasan. Diantaranya keterbatasan usia, kesehatan, kekuatan, dan lain sebagainya. Pada dirinya ada fase kelemahan yang tidak bisa ditolak. Karenanya ia tak layak takabur saat memiliki kelebihan, tidak pastas pongah saat mendapat kenikmatan dan tidak pantas merasa besar manakala memiliki kebesaran. Sebab semuanya itu tidak langgeng saatnya nanti akan berkurang dan hancur, disilah letak hikmah penting kenapa manusia itu harus merenungi apa yang ada dalam dirinya.

Karena kehidupan ini fana, maka segala kenikmatan yang didalamnya adalah semu.Apa yang didapatkan oleh manusia berupa kesenangan dunia sejatinya adalah fatamorgana tidak mengekalkan.Oleh sebab itu alangkah bodohnya bila manusia tenggelam dalam berlomba-lomba mencari kepuasan dunia dan berlebih-lebihan mencintai dunia.Seperti firman Allah :" dan tidaklah kehidupan dunia itu melainkan kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali Imran :185)

Bagi orang beriman kehidupan abadi adalah tujuan utama mereka. Segala yang diupayakan di dunia adalah wasilah untuk mendapatkan kehidupan yang hakiki, yakni kampung akhirat.Sedang orang kafir mereka menjadikan dunia yanh fana ini sebagai tujuan hidup.Mereka melihat dunia dengan kaca mata syahwat. Mereka memandang dunia dari kenikmatan yang dzahir yang sesaat. Maka celakalah mereka, karena sekali-kali mereka tidak akan pernah mendapatkan cita-cita mereka selain kehancuran.

Allah berfirman : " Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka didunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan merugi. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. Hud : 15-16)

Kefanaan yang Allah tetapkan pada kehidupan ini pada dasarnya adalah tanda-tanda kekuasaan -Nya. Allah memperlihatkan hal ini kepada manusia agar mereka mau memahami kebenaran (QS. Al- Fushilat : 53 ). Melalui ayat-ayatnya Allah memberikan saran penyadaran bagi manusia bahwa dimuka bumi ini tidak ada yang kekal, semua serba sementara dan fana. Akhiratlah kampung yang hakiki disana manusia akan menuai semua tanaman amalnya selama didunia.


( sulistio abdul hanif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

listen qur'an

Listen to Quran