Jumat, 06 November 2009

KEBENARAN SEJATI

Ketika Salman Al-Farisi mencari kebenaran sejati, ia harus menembus kabut gelap dan tandusnya tanah persia. Meninggalkan keluarga dan kaumnya yang menyembah api, hidup terlunta-lunta, bahkan menjadi budak. Toh ia tetap gigih pada pendiriannya. Sampai cahaya kebenaran itu ia dapatkan di tempat yang lama ia impikan, Madinah. Disinilah ia berjumpa dengan manusia agung nan mulia,Rasulullah saw yang memperkenalkannya pada Al-Haq, Allah Rabbul Izzati.

Islam mengubah hidup Salman. Dari seorang budak menjadi manusia merdeka. Rasulullahpun menghargai pendapatnya dalam Perang Khandaq. Bahkan Beliau menganggap Salman bagian dari keluarganya.

Berabad-abad setelah itu seorang ahli kelautan asal Prancis mendapatkan kebenaran sejati dengan cara yang menakjubkan sekaligus mengharukan. Bertahun-tahun berkecimpung dan mengembara dilaut lepas, Jaques Costeau -nama ilmuwan itu- menemukan fenomena yang mengetarkan jiwa dan sel-sel keingintahuannya yang amat besar.

Saat berada di "perbatasan" Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik, Jaques Costeau melihat ada semacam tirai yang membatasi arus pertemuan kedua samudera itu. Ini sungguh diluar dugaannya. Rasa takjub itu itu ia sampaikan kepada sahabatnya Maurice Bucaille. Pengarang buku Quran, Bibel dan sains modern ini kemudian menuntunnya pada firman Allah : " Dia membiarkan dua lautan mengalir yang kemudian keduanya bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing". (QS Ar-Rahman: 19-20)

Kenyataan itu sungguh membuat Jaques Costeau terpana. Sebagai orang pertama yang menemukan fenomena itu, ia yakin bahwa Rasulullah saw telah menyampaikan wahyu dari Yang Maha Suci. Sungguh tidak mungkin Rasulullah berdusta dan sungguh kelirulah orang-orang yang mendustakannya. Kebenaran sejati telah ia temukan. Tak perlu waktu lama ia kemudian memeluk Islam. Seperti Firman Allah: " Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu maka jangan sekali-kali kamu termasuk orang yang ragu-ragu." (QS. Al-Baqarah:147)

Islam adalah cahaya yang menerangi. Cahayanya menghidupkan hati-hati yang mati agar mampu memahami hakikat kehidupan ini. Bersyukurlah kita sebagai muslim karena kita memiliki potensi untuk menata hidup dan kehidupan selaras dengan kehendak Illahi. Sayang masih banyak orang yang bersikap apriori terhadap islam dengan berbagai alasan. Bahkan mereka berusaha menghalangi manusia dari jalan Allah. Caranya adalah dengan mengaburkan hakikat kebenaran sejati yang melekat dalam ajaran Islam maupun dalam kehidupan. Kalau perlu mereka mempertentangkan kekeliruan agar manusia tak tahu lagi kebenaran yang akan diyakininya.

Maha Besar Allah, sesungguhnya segala sesuatu dialam semesta ini hanya tunduk kepada-Nya, dengan suka rela atau terpaksa. Apakah orang-orang yang mengingkari keberadaan Allah SWT dan Muhammad sebagai rasul-Nya mampu menahan laju usia mereka sendiri? Sungguh, hanya kepada-Nya kita semua akan kembali.

Sumber : Imam Nurmawan( majalah Sabilli 25 thn 2001)

2 komentar:

  1. salam sobat memang benar kebenaran itu ialah dengan cara mengamalkan Al quran juga mematuhi perkatan rosululah lewat hadismya

    BalasHapus
  2. salam akhi....akh penulisannya bgs banget...tapi ada yg aku ga bener2 fhm koq..hihi

    BalasHapus

listen qur'an

Listen to Quran