Minggu, 10 Oktober 2010

SURAT DARI IBU

Aku tuliskan goresan ini atas nama cinta yang besarnya hanya Allah yang tahu.

Anakku...Rasanya baru kemaren kudengar syahdu tangisan malammu….Rasanya baru kemaren air susu ini kering karenamu....Rasanya baru kemaren kamu terlelap digendonganku....Rasanya baru kemaren kumandikan dirimu dalam bak kecilmu....Rasanya baru kemaren kusuapi makanan untukmu....

Rasanya baru kemaren kuejakan kata pertamamu....Rasanya baru kemaren kubimbing tulis dan baca pertamamu....Rasanya baru kemaren kutuntun lagu pertamamu....Rasanya baru kemaren kudidik sikap santun pertamamu....Rasanya baru kemaren kuajarkan bacaan kalam ILLAHI pertamamu....

Kini engkau menjelma menjadi bintang malamku....Yang menerangi ruang gelapku....Beranjak menyongsong hari esokmu....Menjadi matahari pagiku....Yang menyinariku dengan cahayamu....Parfum yang kau tebar akan menebar bau harum....dan akupun ikut mencium keharuman itu....Cahaya yang kau pancarkan akan menerangi jalan dan akupun ikut merasakan terangnya jalan itu....

Kepak sayapmu kini mengembang....Kuncup manismu mulai mekar....Langkah kecilmu menoreh makna....Kata cedalmu mengundang tawa....Doa tulusmupun menghadirkan suka....Nak, menjadi Ibu itu indah dan mulia....Besar kecemasanku menanti kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini....Kecemasan yang indah karena ia didasari sebuah cinta....Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui....

Nak, menjadi Ibu itu indah dan mulia....Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul dan temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog orang tua dengan anak-anaknya....Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ibu itu berat dan sulit....Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas keibuanku terhadapmu....Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan paling aku banggakan di depan siapapun....Bahkan dihadapan ALLAH, ketika aku duduk berduaan berhadapan dengan Nya, hingga saat usia senja ini....

Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah cintaku dan ayahmu....Sebagai bukti, bahwa aku dan ayahmu tak lagi terpisahkan oleh apapun jua....Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata: "TIDAK", timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya....Engkau bukan milikku, juga bukan milik ayahmu Nak....Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ayahmu....Engkau adalah milik ALLAH....Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu....Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk ALLAH....

Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku dan siapa engkau....Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi, kusesali kesalahanku itu sepenuh –penuhnya dengan air mata dihadapan ALLAH....Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku.

Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya....Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi keinginan pemilikmu....Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena ibumu dan ayahmu....Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan dicintai ALLAH....Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan ALLAH....Keinginanku harus lebih dulu sesuai dengan keinginan ALLAH, Agar perjalananmu mendekati Nya tak lagi terlalu sulit....

Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam....Aku cuma menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain....Agar dapat kau rasakan perjalanan ruhaniah yang sebenarnya....Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti....Perjalanan mengenal ALLAH tak kenal letih dan berhenti, Nak....Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir putus asa....

Aku dan kau terlalu lama mengenali....Ibarat mengenali telapak tangan sendiri....Menghadirkan kerinduan yang tak terkira....Kau dan aku percaya takdir itu bukan kita yang merancangnya....Hanya pada ALLAH kita berserah agar engkau selalu menjadi mutiaraku....Kasih sayang ini anugerah terindah....terasa lembut membelai hati....Membasuh duka-duka yg sendu....membuatku tersenyum seketika....Walau dalam rana dan luka....Kumohon padaMU yaa ALLAH....Jangan pisahkan....Satukan kami dalam ikatan kecuali dengan kuasa takdirMU....

Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan ALLAH, dan kudapati jarakku amat jauh dari Allah, aku akan ikhlas....Karena seperti itulah aku di dunia....Tapi, kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Allah....Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua titipan Allah kepada ibu dan ayahmu bisa ibu kembalikan kepada pemilik yang sebenarnya....Allah

Sumber : http://www.facebook.com/#!/pages/Keluarga-Sakinah/103293261987


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

listen qur'an

Listen to Quran