Dari Persi datangnya pahlawan kali ini. Dan dari tanah Persi pula agama Islam di anut orang mukmin yang tidak sedikit jumlahnya.
Salman Al - Farisi berasal dari Isfahan, di suatu desa yang bernama Ji. Ayahnya seorang bupati di daerah itu.Sebelum masuk Islam beliau beragama majusi dan diberi tugas menjaga api yang bertanggung jawab atas nyala dan tidak membiarkannya padam.
Suatu hari sewaktu Salman mau pergi ke kebunnya ia melewati gereja milik kaum nasrani. Beliau masuk kedalam gereja itu untuk melihat bagaimana cara mereka beribadah. Dan beliau berfikir bahwa cara ibadah ini jauh lebih baik dari cara ibadah yang selama ini ia lakukan. Karena seringnya beliau singgah di gereja itu beliau dirantai oleh bapaknya.
Setelah bisa lepas dari rantai itu, beliau masuk agama ini dan tinggal bersama seorang uskup sebagai pelayan. Setelah berpindah-pindah tempat belajar ilmu dari seorang uskup ke uskup yang lain, pada uskup terakir inilah beliau mendapat pesan sewaktu uskup ini hendak meninggal.
Uskup itu berkata, " Anakku ! Tidak ada seorangpun yang ku kenal serupa dengan kita keadaannya dan dapat aku percayakan engkau padanya. Tetapi sekarang telah dekat waktunya masa kebangkitan seorang Nabi yang mengikuti agama Ibrahim secara murni.Ia akan hijrah kesuatu daerah yang ditumbuhi banyak pohon kurma yang terletan diantara dua bidang tanah berbatu-batu hitam. Seandainya kamu pergi kesana temuila Ia, Ia mempunyai tanda-tanda yang gambalng dan terlihat jelas, Ia tidak mau makan shadaqah, sebaliknya bersedia menerima hadian dan di pundaknya ada cap kenabian yang bila kau melihatnya akan segera mengenalnya."
Dan dimulailah pengembaraan beliau ketempat yang ditunjukan uskup tadi, bekerja sebagai budak di perkebunan milik Bani Quraidah, hingga datang sebuah kabar bahwa telah datang seorang laki-laki dari Mekah yang mengaku sebagai nabi. Mendengar kabar itu beliau mendekati orang yang membawa kabar,sampai-sampai majikannya marah.
Pada suatu sore beliau pergi keluar dan menemui Rasulullah di Quba. Masuklah beliau kedalam majlin Nabi sambil berkata," Tuan-tuan adalah perantau yang sedang dalam kebutuhan, kebetulan aku ada sedikit makanan untuk aku sedekahkan, dan Tuanlah yang lebih layak menerimanya sambil menyodorkan makanan kearah Rasulullah. Rasulullah berkata ,"makanlah dengan nama Allah." Sambil menyodorkan makanan itu kepada para sahabat, sedang Beliau tidak menyentuh sedikitpun. Keesokan harinya Salman kembali lagi ke tempat Rasulullah dengan membawa makanan, kali ini makanan itu ia berikan sebagai hadiah barulah Rasulullah makan bersama para sahabat.
Sekarang tinggal cap kenabian yang belum aku lihat demikianlah fikiran Salman. Hingga suatu hari disaat nabi mengiringi jenazah, Rasulullah memakai dua lembar kain lebar. Seakan tahu maksut Salman Nabi menyingkapkan burqah dari lehernya hingga tampak pada pundaknya cap kenabian sebagai mana disebutkan oleh uskup tadi. Melihat itu Salman neratap dan menangis hingga ia di panggil Nabi ketempatnya. Lalu salman menceritakan kisahnya hingga ia sampai di tempat ini. Kemudian Salman masuk Islam, yang melepaskannya dari perbudakan atas bantuan saudara-saudara seimannya.
Dimulailah kehidupan Salman dalam naungan islam,mengikuti setiap perang bersama Rasulullah untuk menegakkan kalimat Allah. Sampai kejayaan kaum muslimin dimasa khalifah. Marilah kita lihat bagaimana keadaan sahabat Nabi ini dimasa tuanya...
Seorang sahabat bercerita tentang keadaan Salman, " Lihatlah seorang tua yang berwibawa duduk disana dibawah sebatang pohon, sedang asik memangfaatkan sisa waktunya disamping berbakti pada negara,menganyam dan menjalin daun kurma untuk dijadikan bakul keranjang itulah Salman. Lihat lagi lebih teliti, lihatlah kainnya yang pendek karena sangat pendeknya terbuka kedua lututnya. Padahal ia seorang tua yang berwibawa dan mampu dan tidak kekurangan. Tunjangan yang diperolehnya antara empat sampai enam ribu dirham setahun. Kebanyakan uangnya beliau sedekahkan dan tentunya telah dikeluarkan untuk kebutuhan keluarganya.
Inilah Salman yang dulunya seorang putra bupati yang hidup bergelimang harta dan demi Islam beliau tinggalkan semua itu. Pernah di suatu hari Salman didatangi oleh seorang laki-laki dari syiria yang membawa beban teramat berat,demi melihat seorang lelaki yang kelihatan seperti orang tak berpunya terpikirlah olehnya untuk menyuruh membawakan beban itu. Barang itupun dipikullah oleh Salman lalu nereka berjalan bersama.
Ditengah perjalanan mereka berpapasan dengan serombongan orang, kepada rombongan itu Salman menberikan salam dan di jawab oleh rombongan itu sambil berhenti, " salam juga bagimu ya amir(pemimpin) ." Salam juga bagimu ya amir, amir yang manakah dimaksud rombongan itu? pikiran orang syiria itu. Keheranan orang syiria itu bertambah lagi manakala rombongan itu bermaksud mengentikan Salman untuk memikul barang itu. Mereka berkata,"Berikanlah kepada kami pikulan ini wahai amir." Sekarang mengertilah orang Syiria itu kalau kulinya adalah Salman Al Farisi seorang amir ( pemimpin ) Kota Madain. Gugupah orang itu dan hendak menarik kembali barang itu. Tapi lihatlah apa kata Salman padanya," tidak, sebelum kuantarkan sampai ketujuan." Subhanallah pemimpin manakah yang bisa berbuat seperti Salman yang jiwanya telah diisi ketauladanan dari sifat Rasulullah.
Lihatlah disaat ajal akan mendekati beliau, harta apakah yang Salman miliki? tidak lain hanya seikat kesturi. Disaat ajal makin mendekat disuruhnya istrinya mengambil hartanya itu, setelah dicampur air beliau meminta memercikan disekelilingnya. Dan disuruhnya istrinya keluar dari kamar itu. Tidak beberapa lama istrinya masuk lagi dan mendapatkan Salman telah tiada. Ruh beliau telah mencapai alam tertinggi, untuk berjumpa dengan Rasulullah yang ia cintai dan para sahabat yang telah mendahuluinya.
Itulah Salman Al Farisi seorang anak bupati dizamannya dan demi panggilan hatinya untuk islam meninggalkan semua kemewahan hidup. Dialah pemimpin yang mau menjadi kuli tanpa harus malu. Semoga kita dapat mengambil contoh dari perjalan hidup sahabat Nabi ini
Dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar