Entahlah, seakan
hanya menatap hari-hari dengan kejenuhan. Begini begitu, begini dan
begitu...tak ada warna baru yang menyapa lembaran harianku.
Malam
berakhir, pagikan menyapa, lalu siang datang memanggil, sore pun hadir
menyambut, dan begitulah seterusnya. Semuanya berputar silih berganti,
tak kenal henti. Tak ada yang tahu kapan pemberhentian hakiki itukan
datang, menghentikan setiap perputaran yang terjadi di seontoro alam.
Kini
mencoba membuka ruang intropeksi dalam diri, mengingat kembali
dentingan waktu yang telah dilewati. Berfikir, jujur dan tegas dalam
menyikapi jiwa ini. Kekalahan, kegagalan hanyalah lahir dari sebuah
kesalahan dalam diri sendiri. Sekaligus menguatkan, jika manusia
hanyalah makhluk "lemah" tak berdaya. Yang hanya bisa meminta kepada
Tuhannya, minta minta dan meminta. Dan seperti itulah hakekat dirinya.
Tak
ada kesempurnaan dalam diri setiap insan, namun ada keistimewaan yang
tersembunyi. Ia hanya nampak seiring kejujuran dalam menyikapi diri,
lepas dari iri dan dengki terhadap orang yang hidup dalam ligkungannya.
Keistimewaan
yang ada dalam diri sering menjadi misteri, butuh proses untuk
menyadari dan memanfaatkannya dengan baik. Sering kuping menjadi tuli
dengan kesuksesan orang lain, terkesima dengan prestasi mereka namun
buta dengan kemampuan yang ada pada kita. Lupa jika standarisasi
keunggulan itu bukanlah standar duniawi, namun dalam keimanan seseorang
itulah keunggulan hakiki.
Memang
tak selamanya yang dicitakan harus tercapai. Yang diimpikan harus
diwujudkan atau yang di harapkan harus dalam genggaman. Dari luar nampak
ideal, namun bagi yang di Atas, itu bukanlah pilihan yang tepat. Namun
hati terus berontak, berlari mencari yang pasti. Mengungkap rentetan
misteri yang menyinggahi, menerka-nerka akhir dari semua ini.
Ah...ternyata lagi-lagi kutemukan sebuah kelemahan dan kelemahan. Hanya
ada kata usaha dan usaha yang harus dikerjakan, sedangkan hasil atas
segalanya itu hak mutlak dari Sang pencipta.
Biarkan
diri ini merangkak, bejalan, lalu berlari, melompat dan terus terbang
menelesuri kehidupan. Berbagi dengan malam, pagi, siang dan sore yang
tak hentinya berputar. Menatap indahnya bulan, kedipanan bintang,
senyuman mentari pagi dan teriknya cahaya raja matahari di siang hari.
Mendengar alunan kicauan burung, menikmati semilir angin yang berhembus,
hujan yang gemercik dan air yang bergerak mengalir....Biarkan semua
berjalan indah, dan jiwa inipun berjalan dibawah naunganNya, menelusuri
tiap ruas jalan hidup dibawah lenteraNya, melepas belenggu kejenuhan
yang kerapa menghinggap, berganti dengan tasbih keagungan atas segala
nikmat yang diberikan oleh Sang Pencipta.
Rabbana ma khalaqta hadza bathila, subhanaka faqina adzabannar......
Sumber : http://rieff02.multiply.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar