Kamis, 05 Januari 2012

Bicara dengan Hari

Entahlah, seakan hanya menatap hari-hari dengan kejenuhan. Begini begitu, begini dan begitu...tak ada warna baru yang menyapa lembaran harianku.

Malam berakhir, pagikan menyapa, lalu siang datang memanggil, sore pun hadir menyambut, dan begitulah seterusnya. Semuanya berputar silih berganti, tak kenal henti. Tak ada yang tahu kapan pemberhentian hakiki itukan datang, menghentikan setiap perputaran yang terjadi di seontoro alam.


Kini mencoba membuka ruang intropeksi dalam diri, mengingat kembali dentingan waktu yang telah dilewati. Berfikir, jujur dan tegas dalam menyikapi jiwa ini. Kekalahan, kegagalan hanyalah lahir dari sebuah kesalahan dalam diri sendiri. Sekaligus menguatkan, jika manusia hanyalah makhluk "lemah" tak berdaya. Yang hanya bisa meminta kepada Tuhannya, minta minta dan meminta. Dan seperti itulah hakekat dirinya.


Tak ada kesempurnaan dalam diri setiap insan, namun ada keistimewaan yang tersembunyi. Ia hanya nampak seiring kejujuran dalam menyikapi diri, lepas dari iri dan dengki terhadap orang yang hidup dalam ligkungannya.

Keistimewaan yang ada dalam diri sering menjadi misteri, butuh proses untuk menyadari dan memanfaatkannya dengan baik. Sering kuping menjadi tuli dengan kesuksesan orang lain, terkesima dengan prestasi mereka namun buta dengan kemampuan yang ada pada kita. Lupa jika standarisasi keunggulan itu bukanlah standar duniawi, namun dalam keimanan seseorang itulah keunggulan hakiki.

Memang tak selamanya yang dicitakan harus tercapai. Yang diimpikan harus diwujudkan atau yang di harapkan harus dalam genggaman. Dari luar nampak ideal, namun bagi yang di Atas, itu bukanlah pilihan yang tepat. Namun hati terus berontak, berlari mencari yang pasti. Mengungkap rentetan misteri yang menyinggahi, menerka-nerka akhir dari semua ini. Ah...ternyata lagi-lagi kutemukan sebuah kelemahan dan kelemahan. Hanya ada kata usaha dan usaha yang harus dikerjakan, sedangkan hasil atas segalanya itu hak mutlak dari Sang pencipta.

Biarkan diri ini merangkak, bejalan, lalu berlari, melompat dan terus terbang menelesuri kehidupan. Berbagi dengan malam, pagi, siang dan sore yang tak hentinya berputar. Menatap indahnya bulan, kedipanan bintang, senyuman mentari pagi dan teriknya cahaya raja matahari di siang hari. Mendengar alunan kicauan burung, menikmati semilir angin yang berhembus, hujan yang gemercik dan air yang bergerak mengalir....Biarkan semua berjalan indah, dan jiwa inipun berjalan dibawah naunganNya, menelusuri tiap ruas jalan hidup dibawah lenteraNya, melepas belenggu kejenuhan yang kerapa menghinggap, berganti dengan tasbih keagungan atas segala nikmat yang diberikan oleh Sang Pencipta.

Rabbana ma khalaqta hadza bathila, subhanaka faqina adzabannar...... 


Sumber : http://rieff02.multiply.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

listen qur'an

Listen to Quran