Sabtu, 27 Februari 2010

Bekal

Setiap orang yang mau bepergian mesti membutuhkan bekal. Sebab, bekal merupakan sarana penting untuk memudahkan perjalanan. Tanpa bekal mustahil perjalanan sampai ketempat tujuandengan sempurna. Sebuah perjalanan yang menempuh perjalanan yang cukup jauh, pasti memerlukan bekal yang sangat banyak.Apalagi tidak mustahil rintangan dan hambatan akan menghadang di tengah perjalanan.

Dalam kehidupan ini, sebenarnya manusia sedang melakukan perjalanan yang sangat jauh. Dia melewati beberapa pemberentian yang panjang yang sangat melelahkan. Dimulai dari alam kandungan, alam dunia, alam kubur dan berakir di terminal abadi yang bernama akhirat. Di persinggahan abadi inilah manusia berdiri dihadapan Rabbul Izzati untuk mempertanggung jawabkan segala amal yang diperbuatnya selama menempuh perjalanan.

Lalu, bekal apakah yang sesuai untuk menyertai perjalanan menuju Allah ini ? apakah ia berupa harta, jabatan, anak,istri,atau kerabat? Tentu tidak ! Bekal tersebut tidak memadai. Ia hanya mampu mengantarkan manusia sampai di dunia. Setelah itu habis dan memiliki tanggung jawab masing-masing.

Perjalanan menuju Allah memerlukan bekal yang baik, cukup dan bisa menjamin. Ia harus mampu menolong manusia dari berbagai rintangan yang mungkin berwujud fitnah, syahwat atau syubhat. Bekal yang dimaksud tidak lain adalah "Taqwa" sebagai petunjuk Allah dalam firman-Nya, " Maka berbekalah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa " ( QS. Al-Baqarah : 197 )

Taqwa adalah bekal " ruhiyah " yang mencakup kesempurnaan sifat ukhrawi. Menurut Imam Ali bin Abi Thalib, hakikat taqwa adalah adanya rasa takut pada Allah ( al-khauf bi al- tanziil), beramal dengan Al-Qur'an ( al-qanaa'atu bi al-qaliil) dan bersiap-siap menghadapi kematian ( al isti'daadu li yaumi al-rahii).

Gabungan bekal ruhiyah inilah yang sanggup menghantarkan manusia kepada Allah dengan selamat. Dengan taqwa manusia akan meningkatkan ketaatan lantaran khauf-nya kepada Allah. Semua perbuatannya dituntun dengan wahyu. Dia akan merasa cukup lantaran sifat qana'ah-nya. Hatinya senangtiasa terikat kepada akhirat karena selalu diingatkan oleh kematian yang datangnya entah kapan.

Taqwa adalah bekal bagi orang yang sungguh-sungguh ingin bertemu Allah. Bagi mereka, dunia hanyalah tempat persinggahan bukan tujuan. Meski untuk itu mereka harus menjual kesenangan dunianya. Mereka yakin usaha itu tidak sia-sia karena Allah berfirman, " Barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha kearah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan kebaikan." ( QS. Al-Isra: 19 )

Perjalan menuju Allah adalah sebuah kepastian. Karena itu, sebelum nyawa meninggalkan jasad, marilah kita siapkan bekal sebaik-baiknya. Sebab, perjalanan ini memiliki konsekuensi besar. Bagi yang berhasil akan menuai kebahagian abadi di jannah. Sebaiknya bagi yang gagal akan ditimpa penyesalan selamanya di neraka.

Sumber : Sulistyo Abdul Hanif

1 komentar:

  1. susahnya bwt jd hamba allah........
    godaan nya selangit.
    set dah,,,,,
    maksi bwt inputnya....
    SNR

    BalasHapus

listen qur'an

Listen to Quran