Kamis, 12 Mei 2011

PERHATIKAN AMALAN HATI

Oleh: Syaikh Kholid bin Ali al-Musyaiqih – hafizhohulloh -.


الحمد لله والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين ، أما بعد
Sesungguhnya amalan teragung yang hendaknya sangat diperhatikan oleh seorang muslim, lebih khusus seorang penuntut ilmu, adalah amalan-amalan hati. Karena hati adalah porosnya amalan badan. Oleh karena itulah Nabi - shollallohu ‘alaihi wa sallam - bersabda,
إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى 

“Sesungguhnya amalan-amalan itu dengan niat-niat, dan seseorang hanyalah mendapatkan yang dia niatkan.”


Dan para ulama pun telah memberikan perhatian terhadap amalan-amalan hati. Mereka telah menulis berbagai karya tulis tentangnya. Maka sudah selayaknya bagi seorang penuntut ilmu untuk melihat dan memperhatikan hatinya, karena sebagaimana sabda Nabi – shollallohu ‘alaihi wa sallam -
إن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب 
“Sesungguhnya dalam tubuh ini ada segumpal daging, jika baik maka baiklah seluruh tubuh, dan jika rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, dia adalah hati.”


Maka wajib bagi seorang penuntut ilmu – selalu dan selamanya – untuk memperhatikan hatinya, selalu menggantungkannya kepada Alloh – ‘azza wa jalla -, dengan ikhlas, tawakal, rasa takut, harap, rohbah, roghbah, meminta pertolongan, dan selainnya. Dan hendaknya dia memenuhi hatinya dengan rasa khosy-yah (rasa takut terhadap dzat yang diagungkan -pent). Hendaknya ilmunya mendorong dia untuk khosy-yah kepada Alloh ‘azza wa jalla, bertakwa kepada-Nya, berkeinginan kuat terhadap kebaikan, menjauh dari keburukan, bersegera mengamalkan kebaikan-kebaikan. Dan hendaknya dia benar-benar waspada dari sifat kibir (sombong, menolak kebenaran dan meremehkan manusia -pent), ‘ujub (membanggakan diri), hasad, permusuhan, riya`, sum’ah, dan berbagai amalan hati lain yang kerusakan dan bahayanya sangat besar terhadap seorang penuntut ilmu dalam perjalanan ilmiyahnya.

Dan hendaknya seorang penuntut ilmu memakmurkan hatinya dengan mengingat Alloh, senantiasa membiasakan lisannya untuk berdzikir kepada Alloh dalam seluruh waktu dan keadaannya. Alloh ta’ala berfirman,
أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah, dengan mengingat Alloh, hati-hati menjadi tenang.”


Adapun berpaling dari dzikir, adalah sebab matinya hati, berdasarkan sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam,
مثل الذي يذكر ربه والذي لا يذكر ربه مثل الحي والميت
“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Robbnya dengan orang yang tidak berdzikir kepada Robbnya, seperti orang yang hidup dan yang mati.”

Dan di antara hal yang hendaknya diperhatikan seorang penuntut ilmu untuk kebaikan hatinya adalah hendaknya hatinya selamat dari perasaan dengki, hasad, permusuhan, kebencian terhadap seseorang dari kaum muslimin. Kebersihan hati dari penyakit-penyakit ini adalah jalan untuk kebersihan hati.
Akhirnya, aku nasihatkan kepada saudaraku para penuntut ilmu, untuk berusaha sungguh-sungguh memperbaiki hati mereka dengan segala hal yang bisa mendekatkan mereka kepada Alloh dan menjauhkan dari apa yang Alloh – subhanahu wa ta’ala - haramkan.
Semoga Alloh memberi taufiq kepada semuanya, kepada apa yang dicintai dan diridhoi-Nya.
Dan aku memohon kepada Alloh agar Dia memperbaiki hati-hati kita, amalan-amalan kita, dengan anugrah dan kemurahan-Nya.
Sumber: http://www.almoshaiqeh.com/index.php?option=content&task=view&id=12998

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

listen qur'an

Listen to Quran