Selasa, 17 Mei 2011

Sabar

Muqaddimah
 Sabar kata yang tidak lagi asing ditelinga kita. Sabar merupakan perbuatan yang sangat mulia. Kedudukan sabar dalam mencapai keberhasilan sama halnya dengan kepala bagi sosok tubuh. Rosulullah sholallahu’alaihi wasallam bersabda,”kesabaran dalam iman itu seperti kedudukan kepala dari jasad.”(HR. Ad Dailani)

Sabar ibarat saudara orang mukmin yang selalu bersabar lalu kembali kapada keimanan. Sabar selalu menuntun seseorang dalam keimanannya. Ketika orang itu beriman tetapi tanpa ksabaran maka orang itu termasuk orang yang beribadah tetapi tidak sepenuh hati, keyakinan. Ketika ibadah sudah tidak sepenuh keyakinan maka hati kita tidak lagi tertuju kepada Allah ta’ala dan bisa membuat kita semakin jauh dengan Allah ta’ala.

Sabar adalah jalan menuju kesuksesan dan kebahagiaan. Sabar adalah sesuatu keutamaan yang diperlukan oleh setiap manusia, baik dalam urusan agama maupun diniawi. Keadaan manusia itu adakalanya harus bersabar terhadap perintah yang wajib dilakukan dan dilaksanakan olehnya, larangan yang harus dihindari dan ditinggalkannya, taqdir yang tak terelakan menimpa dirinya, dan nikmat yang mengharuskan bersyukur kepada Allah ta’ala yang telah memberikannya. Apabila keadaan-keadaan tersebut tidak dapat terpisah darinya maka sabar merupakan suatu keharusan baginya hingga akhir hayatnya. Bisa dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya kesabaran, mungkin hidup kita tidak akan terasa nyaman dan tenang.

Pengertian
Secara etimologi (bahasa), sabar berasal dari kata shobaro-yashrobu-shobron berarti menahan dan mencegah diri. Allah ta’ala berfirman:
“Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya.”(QS. Al Kahfi:28)
Yaitu mencegah lisan dari mengadu, mencegah anggota badan dari menampar pipi dan merobek-robek pakaian atau melakukan tindakan lainnya yang menyalahi citra kesabaran.

Adapun secara terminologi sabar adalah menahan diri untuk tetap mengerjakan sesuatu yang disukai oleh Allah atau menghindarkan diri dari melakukan sesuatu yang dibenci oleh Allah ta’ala. Dengan kata lain sabar adalah bertahan dalam mengerjakan sesuatu yang diperintahkan oleh Allah ta’ala dan menahan diri dari mengerjakan sesuatu yang dilarang oleh-Nya [1].

Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin dalam tafsir surat Al Ashr ayat 3 mengatakan bahwa sabar ialah menahan diri agar tidak melakukan hal-hal yang tidak layak [2].
Allah ta’ala telah menyebutkan keutamaan sabar dalam Al Qur’an kurang lebih 94 tempat, yang ditambahi keterangan tentang berbagai kebaikan dan derajat yang tinggi serta menjadikan kebaikan dan derajat ini sebagai buah dari sabar [1]. Firman Allah ta’ala:
“Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar”.(QS. As Sajdah :24)
“Telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka.”(QS. AL A’raf : 137)

Dalam hadist juga disebutkan, Rosulullah sholallahu’alaihi wasalam bersabda,”Barangsiapa yang memaksakan dirinya untuk bersabar, niscaya Allah akan membuatnya dapat bersabar.”(HR. Bukhori)
Dari Abu Sa’id, Rosulullah sholallahu’alaihi wasalam bersabda,”Tidaklah seorang diberi karunia yang lebih baik dan luas selain dari kesabaran.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Rosulullah sholallahu’alaihi wassalam bersabda,”Sesungguhnya Allah telah berfirman kepadaku,’Apabila Aku menguji hamba-Ku pada kedua anggota tubuh yang paling disayanginya (kedua matanya), lalu dia bersabar, niscaya Aku akan menggantikan keduanya untuk dia dengan surga.”(HR. Bukhori)

Pentingnya Sabar
Sabar akan membawa keberuntungan bagi pelakunya. Telah disebutkan oleh Al Qur’an dalam firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”(QS. Ali ‘Imron:200)
Allah ta’ala menggantungkan keberuntungan dengan merealisasikan gabungan dari semua perkara tersebut.

Allah Ta’ala akan melipatgandakan pahala sabar bagi orang yang bersabar. Allah ta’ala berfirman:
“Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka” (Al Qashas:54)
Apabila semua amal perbuatan mempunyai pahalanya sendiri yang telah diketahui dan ditentukan maka sesungguhnya pahala kesabaran tidak ada batasnya. Sulaiman Ibnul Qasim mengatakan bahwa setiap amalan telah diketahui pahalanya, kecuali sabar, karena Allah ta’ala telah berfirman:
“Sesungguhnya Hanya orang-orang yang Bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar : 10)
Sulaiman Ibnul Qasim mengatakan bahwa pahala sabar bagaikan air yang terus mengalir tanpa ada hentinya.

Allah ta’ala telah  menganugrahkan kepada orang-orang yang bersabar tiga perkara yang tidak diberikan kepada selain mereka,  yaitu, ampunan, rahmat dan hidayah. Allah ta’ala berfirman:
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang Sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS. Al Baqarah : 155-157)

Sabar sebagai sarana dan bantuan serta perintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk menyandangnya. Allah ta’ala berfirman:
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. “( QS. Al Baqarah : 45)
Barangsiapa tidak punya kesabaran, maka tidak ada sarana yang dapat menolongnya. Allah ta’ala menggantungkan pertolongan dengan kesabaran dan ketakwaan.

Kedudukan bersikap sabar berada diatas kedudukan hak orang yang dibolehkan menimpakan hukuman yang semisal dengan kerugian yang dideritanya, karena sikap bersabar lebih utama dan banyak pahalanya. Allah ta’ala berfirman :
“Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.”(QS. An Nahl : 126)

Atsar  tentang Sabar
Berhubungan dengan sabar banyak sekali kisah-kisah para salafush sholih yang bisa kita ambil ibroh dari setiap kisah mereka. Diantara kisah tentang sabar yang sangat masyhur pada zaman Rosulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam, yaitu kisah seorang wanita penderita epilepsi.
Atha’ bin Abbi Rabbah berkata,” Ibnu Abbas pernah berkata kepadaku,’ Maukah kutunjukkan kepadamu seorang perempuan penghuni surga?.’ Aku menjawab,’Ya’ Ibnu Abbas berkata,’Perempuan berkulit hitam inipernah datang kepada Rosulullah sholallahu’alaihi wassallam lalu berkata,’Saya ini penderita epilepsi,(jika kambuh) auratku terbuka, karena itu berdo’alah kepada Allah untuk kesembuhanku.’Rosulullah sholallahu’alaihi wassallam menjawab,’jika kamu mau bersabar maka kamu mendapat surga. Dan kalau kamu ingin aku berdo’a maka aku akan berdo’a kepada Allah agar Dia menyembuhkanmu.’ Perempuan itu berkata,’Jika kambuh, auratku saya terbuka, karena itu berdo’alah kepada Allah agar tidak terbuka,’ Rosulullah sholallahu’alaihi wassallam kemudian mendo’akannya, dan tersebutlah bahwa sesudah itu apabila wanita tersebut tak sadarkan diri, auratnya tidak terbuka lagi.”(HR. Bukhori  dan Muslim)

Sumber  : http://muslimahtips.com/akhlak/52-sabar.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

listen qur'an

Listen to Quran